Roti di Palestina sama seperti nasi di Indonesia, menjadi sumber makanan utama yang selalu diharapkan kehadirannya di meja makan.
Bedanya, di Palestina bahan baku pembuat roti ini kondisinya terancam krisis. Bahkan pernah ada satu masa, di mana semua toko roti di Gaza nyaris berhenti beroperasi karena kekurangan tepung terigu dan pasokan gas. Bayangkan, apalagi penyebabnya kalau bukan blokade Israel?
Lebih dari 1 Juta Orang di Gaza Mengalami Kemiskinan
Sahabat Kasih Palestina, Gaza menjadi rumah bagi 2 juta warga yang kini hampir kehilangan komoditas utamanya, yaitu roti.
Krisis pangan yang terjadi mungkin tak akan separah ini jika Israel membuka akses penyebrangan komersial Gaza. Namun nyatanya, truk pengangkut bahan baku pangan dari luar negeri semakin hari semakin dibatasi.
Blokade yang terjadi sejak 2007 lalu mengubah segalanya, hingga berimbas pada langkanya distribusi bahan pokok, termasuk untuk membuat roti.
Bayangkan, hari ini di Gaza, untuk memperoleh sebungkus kecil roti saja masih banyak keluarga yang harus bangun dini hari sekali. Mereka harus mengantri satu sampai dua jam dan itu pun belum tentu juga bisa mendapatkannya.
Bahkan di beberapa wilayah, tersiar kabar bahwa sejumlah keluarga masih banyak yang harus makan roti selundupan. Roti yang mereka konsumsi pun seringnya telah bercampur debu karena diambil lewat celah sempit saat penjajah membatasi akses bantuan.
Ya Allah, di sini kita masih bisa merasakan bagaimana nikmatnya makan dalam keadaan nyaman dan tenang, sementara saudara kita di Gaza harus berjuang mati-matian agar bisa makan.
Belum lagi wabah Covid-19 dan serangkaian serangan terbaru telah memperburuk keadaan perekonomian di sana. Ketahanan pangan di Jalur Gaza pun semakin terganggu saja.
Salurkan donasi terbaik dengan cara: